Kedatangan
“Assalamualaikum!”
Salam hangat terdengar dari luar beriringan dengan ketukan pintu.
“Waalaikumsalam..” Haikal membukanya perlahan. Tidak pernah ada kejadian seperti ini sebelumnya.
Karena yang mengetahui Altarok hanya mereka bertujuh, termasuk dirinya.
“Iyaa? Ada yang bisa dibantu?” Haikal tidak mengenal kedua sosok di depannya itu. Sepasang suami istri kah? Sepertinya begitu.
“Boleh bertemu dengan Jikal?” tanya orang pemilik suara berat itu.
“Ini siapa ya...?” tanya Haikal dengan sangat sopan.
“Saya Mahdi ayah kandung dari Kafkama Jikaltara. Dan ini istri saya, ibu kandungnya” jelasnya.
Haikal diam seribu bahasa. Apa dia sedang bermimpi? Apa yang sebenarnya sedang semesta rencanakan?
“Hmm-
Haikal sangat bingung saat ini.
-masuk dulu Pak Bu, silahkan”
Haikal mempersilahkan mereka untuk masuk. Haikal mengambil kesempatan itu untuk mengirim pesan pada Jikal sebelum menutup pintunya.
Haikal tidak lupa mengambil dan menyediakan minum untuk kedua orangtua tersebut.
“Jikal ada disini om, tapi lagi ada acara di sekolahnya sebentar” Haikal menjelaskan.
“Tadi kamu terlihat terkejut, kamu kenal baik dengan anak saya ya?”
Haikal tersenyum tulus dan mengangguk. Laki-laki paruh baya itu langsung menundukkan kepalanya setelah menatap Haikal lama.
“Bun.. Jikal sehat.. Anak kita ada disini. Kita ketemu ya Bun sama Jikal?” laki-laki itu berlutut di samping kursi roda sang istri. Menggenggam tangannya erat.
Haikal membantunya bangun dari posisi berlututnya agar duduk kembali di sofa.
Tidak berjalan sesuai niat Haikal, pak Mahdi langsung berlutut di hadapannya. Tindakannya membuat Haikal langsung menurunkan badannya.
“Makasih nak.. Pasti kamu yang sudah merawat anak saya selama saya dan istri saya pergi dan jauh darinya”
“Terima kasih sudah menjaganya dengan baik dan sangat baik. Terima kasih sudah membuatnya terlihat sehat seperti saat saya terakhir bertemu dengannya....”
“Nak..” menatap Haikal dengan mata penuh segumpal air mata dan tergambar sungai kecil di kedua sisi pipinya.
“Kamu orang hebat-
Pak Mahdi memegang kedua telapak tangan Haikal bersungguh-sungguh.
-dunia butuh banyak orang seperti kamu Nak. Makasih sudah mau jadi sasaran beban dari semesta dan selalu jadi sandaran untuk banyak makhluk bumi”
“Jikaltara pasti banyak belajar ya dari kamu?”
Peristiwa ini pasti akan sangat menyakitkan jika Jikal menyaksikannya. Dan memang benar itu yang dirasakannya.
Jikal melihatnya, Jikal mendengarnya.
Momen yang selalu Jikal tunggu dari 8 tahun yang lalu, terjadi sekarang. Momen yang selalu Jikal harapkan terjadi, terjadi di hadapannya.
Doanya di dengar dan harapannya terkabulkan. Semoga dengan ini Jikal bisa berdamai dengan semestanya.
Dan sampai di garis finish.