Malan, Haikal, Dunia dan Semesta
! play resah jadi luka – daun jatuh !
Haikal fokus menghirup zat nikotin di tangannya itu dan menghembuskannya tenang
Malan sendiri sudah berada di samping Haikal sedari tadi, duduk menghadap langit dan pemandangan kota malam.
“Sekarang gimana caranya gua hadepin dunia?”
Iya, tak terasa sudah seminggu berlalu sejak kepergian Sheren, sang adik.
Bagi orang lain akan terasa baru sebentar, tapi bagi Kavindra Malan Syahputra itu sudah pantas disebut waktu yang lama. Bahkan sangat lama.
“Kenapa?” Haikal menengok, memandang sahabat seperjuangnya yang sedang di ujung tanduk menyerah.
“Gua harus apa?”
“Tanya diri sendiri” jawab Haikal. “Ya lu udah ngerasa baik belom ke diri sendiri?”
“Percuma tau tujuan hidup, alesan berjuang kalo ngenalin diri sendiri aja ga. kalo bukan lu siapa lagi?” lanjut Haikal.
“Lo diem doang selama ini berarti hidup lo ga ada masalah?” malan membahas topik lain.
“Malah bahas gua” Haikal memalingkan wajahnya.
Malan tidak menjawabnya lagi, begitu juga Haikal yang tidak mengatakan apapun.
“Lagian..
-Malan menengok
masalah hidup gua lebih berat dari lo. Segini aja lo nyerah gimana mau bantu gua” ucap Haikal.
“Tai, bisa banget ngomongnya” Malan tertawa mendengar perkataan Haikal, disusul Haikal yang mengukir senyum tipis di wajahnya melihat sang sahabat.
Nada dan lirik lagu 'Pamit' terus mengisi suasana tenang dan sepi ini. Setiap lirik Malan dengarkan dengan hatinya.
Lagu ini menceritakan kisah hidupnya. Bedanya lagu ini tentang seseorang yang akan pergi di kehidupan orang lain.
Sedangkan kisah malan tentang seseorang yang pergi dari hidup tanpa pamit sekalipun.
“Kenapa nyetel lagu ini si?” Haikal berkomentar.
“Galau”
“Lagunya kan ke cewe dongo, pasangan. Lah lo kan ade lo”
“Kan sama-sama kehilangan” jawab Malan seadanya.
“Stress lo gua liat liat”
“Kal” panggil Malan.
“Hah?”
“Haikal” yang di panggil tidak kunjung menengok.
“Apaan anjing”
“Orang kuat ga harus selalu kuat, rapuh sebentar gapapa”
“Rapuh ga buat lo cemen” perkataan Malan berhasil merubah atmosfer di sana terutama suasana hati Haikal.
Perkataan Malan seakan-akan menusuk tepat dihatinya. Jujur, itu kalimat yang sangat Haikal butuhkan sekarang.
Dirinya menanggap jika seorang Haikal menyerah, bersandar, istirahat walaupun hanya sebentar itu akan membuatnya lemah. Saat ini ada 6 orang bersandar padanya, menerima uluran tangannya karena kepercayaan yang mereka taruh sepenuhnya pada Haikal.
Haikal tidak boleh terlihat lemah hanya karena hidupnya. Haikal harus ada di samping keenam orang itu apapun yang terjadi.
Haikal harus jadi orang pertama yang berada di belakang mereka untuk melarangnya jika ingin mundur, menangkapnya jika terjatuh, dan menjaganya agar tidak menyerah.
“Nyerah bukan berarti payah Kal. Kadang orang emang harus nyerah biar tau berapa banyak orang yang ngedukung dia tetep kuat, bertahan sama bangkit”
Malan menatap Haikal yakin dan mengangguk. Malan ingin dia tahu bahwa apapun caranya Haikal menghadapi dunia, bertahan dengan segala permainan semesta,
Malan dan semua orang di sekitarnya akan selalu percaya padanya. Sekalipun Haikal ingin menyerah, Altarok akan siap menutupi kerapuhannya dari segala sudut dunia.
Dunia dan semesta hanya akan tahu bahwa seorang Haikal Bulan Pratama adalah pejuang yang berhasil mengulurkan kedua tangan untuk menggenggam dan mengangkat keenam orang untuk bangkit.
Semesta,
Jaga dia baik baik seperti dia menjaga topeng kuatnya dengan sangat baik.
Makasih telah membantunya kuat selama ini hanya dengan keadaan. Makasih sudah membantu nya bertemu dengan keenam pejuang lainnya.
Bantu Haikal melewati semua musim di bumi. Jaga Haikal sampai dia bisa tersenyum dengan tulus.